Alasan tidak hadir liqo'
1. Mati
2. Sedang berjihad (qital)
Dalam sebuah kesempatan taujih di MD Building pada saat sosialisasi Dakwah kampus pertengahan Maret 2012 Presiden Partai Ust. Lutfi Hasan Ishaq bercerita tentang beberapa orang tokoh berkaitan dengan kehadirannya pada acara liqo.
Orang yang pertama beliau ceritakan adalah Ismail Haniyah perdana menteri Palestina. Ismail Haniyah yang seorang perdana menteri pernah mendapat teguran tertulis karena ketidak hadiran beliau pada acara liqo. Kita sangat yakin dan kita juga bisa membayangkan bagaimana kesibukan seorang perdana menteri. Menjadi perdana menteri di Negara yang aman saja sudah sangat repot, apalagi menjadi perdana menteri di negara yang sedang perang, sudah pasti sangat sulit dan sangat sibuk.
Orang kedua yang beliau ceritakan adalah syeikh Kholid Misy’al yang juga adalah petinggi HAMAS. Jika karena kesibukannya beliau terpaksa tidak hadir pada liqo maka beliau menggantinya dengan mengundang ulama untuk memberinya nasihat dan mengundang seorang hafiz qur’an untuk memurojaah hafalan beliau sebagai pengganti ketidak hadirannya di acara liqo.
Dan orang ketiga yang beliau ceritakan adalah Ust.Hilmi Aminuddin ketua majelis syuro kita. Ust. Hilmi selalu berusaha untuk hadir liqo usari, beliau tidak pernah tidak hadir liqo kecuali ketika beliau ke luar negeri atau ada urusan yang sangat penting yang tidak bisa ditinggalkan. Ketika beliau sakit beliaupun tetap datang ke usroh/halaqah walau harus mengenakan syal, atau kalau beliau sedang sakit beliau meminta agar liqo dipindahkan ke rumah beliau.
Dalam sebuah kesempatan, ust Khozin ( Ketua Bidang Kaderisasi DPW Jawa Barat ) pernah ngobrol dengan salah satu utusan Hamas yang sedang berkunjung ke Indonesia. Ust. Khozin bertanya kepada utusan Hamas tersebut alasan apa yang membolehkan ikhwah Hamas tidak hadir liqo, utusan Hamas tersebut menjawab, cuma dua alasan, yang pertama adalah mati dan yang kedua sedang pergi berjihad, subhanalloh.
Ikhwah fillah, dari gambaran tersebut mengertilah kita mengapa ikhwah Hamas dapat bertahan dalam situa
si yang sangat sulit dan bahkan mereka memenangkan pemilu, salah satunya adalah karena disiplin dan semangat yang sangat luar biasa dalam menghadiri liqo.
Pertanyaan pentingnya adalah di mana posisi kita ?
kadang ---atau malah sering--- kita tidak menghadiri liqo dengan berbagai alasan, ada yang sakit, ada yang sibuk dengan pekerjaan kantor, ada yang tidak punya ongkos dan lain-lain.
Kalau kita sibuk, adakah kesibukan kita melebihi kesibukan seorang Ismail Haniyyah?
Kalau kita sakit, pernahkah kita datang liqo usari menggunakan syal atau meminta agar acara usar dipindahkan ke rumah kita?
Kita baru bicara tentang kehadiran dan kita belum bicara tentang jam hadir dan agenda liqo.
Mudah-mudahan kisah beberapa tokoh ikhwan tersebut dapat menyemangati kita untuk selalu hadir dalam liqo pekanan kita. Kalau kita serius pasti pertolongan Alloh dan kemenangan akan kita peroleh. Wallahu a’lam
0 komentar: