*MAZHAB SUSTAIN*
_oleh : Rendy Saputra_
Sedang marak gagasan bisnis pertumbuhan agresif. Gagasan ini mendorong para pebisnis untuk memikirkan perbesaran dalam waktu yang singkat dan berlipat-lipat. Gagasan ini menarik, karena angka pertumbuhan ini memompa adrenalin, mengundang kontraksi lahir batin, dan membangun gairah baru.
Tidak ada yang salah dengan gagasan pertumbuhan agresif, namun pada prakteknya, gagasan liar ini banyak memakan korban. Jika dari 10 pebisnis yang terkena gagasan, dan 9 pebisnis ditemukan sekarat. Maka nampaknya, kita harus membangun gagasan pelengkap untuk gagasan liar ini.
*****
Sekitar setahun yang lalu di sebuah kota, Saya mengenal seorang sahabat yang berbisnis makanan oriental. Saya pun pernah dikirimi produknya, enak, lezat dan unik. Sebuah brand besar yang menjual produk yang sama di kota tersebut pun harus menyerah menutup outlet, karena bersaing dengan sahabat Saya yang satu ini.
Barusan saja Saya bincang dengan beberapa kawan, Sahabat kita kemana...
_"Lagi down kang, outletnya mulai sepi, nampak nya kehilangan fokus sejak buka cabang ke-3 dan bangun brand baru. Gak ada lagi sales 8 juta per hari, terlalu banyak yang diurusin, gak kepegang."_
Jujur sedih mendengarnya. Saya menyimak ramainya outletnya. Omset ratusan juta per bulan di kota tersebut cukup tinggi. Produknya pun bagus, kini tetiba menyepi. Layanan penyediaan makanan mulai turun, kualitas mulai turun, kontrol owner melemah, manager outlet yang handal tidak disediakan. Lama-lama pelanggan berkurang.
Buka cabangnya tidak salah, niat agresif bangun brand baru tidak salah juga, namun nampaknya ada kompetensi pertumbuhan yang tidak lengkap dijalani, tidak tuntas difahami, atau malah parahnya tidak punya model pertumbuhan yang baik.
Respon dari kisah diatas cukup jelas : jika ingin bertumbuh agresif, maka ada rukun-rukun persiapan pertumbuhan yang harus tersedia.
Organisasi yang siap menopang pertumbuhan. Sumber daya modal penunjang yang aman. Studi market yang cukup seksama. Penentuan strategi pertumbuhan yang ilmiah. Pondasi legal yang kokoh. Sistem operasi bisnis yang baku dan terukur. Dan banyak lagi.
Itulah sekiranya yang kita butuhkan dalam pertumbuhan agresif. Jika kita tidak melengkapi semua fitur yang dibutuhkan, gagasan pertumbuhan agresif ini jelas akan terus memakan korban.
*****
Ijinkan pada tulisan kali ini, Saya membawakan gagasan yang moderat. Saya menyebutnya sebagai Mazhab Keberlanjutan. Mazhab Sustain.
Sustain. Sustainible Energy : energi yang berkelanjutan, terus menerus, tidak habis sekali pakai. Mungkin ini yang memudahkan kawan-kawan memahami makna sustain.
Dalam pengamatan kasar Saya secara pribadi, bisnis-bisnis yang hari ini bertahan cukup panjang dan berkembang baik, adalah bisnis-bisnis yang dipimpin oleh para owner yang bermazhab sustain. Silakan di cek saja.
Mazhab sustain ini memaksa Anda berfikir untuk "Terus Berkelanjutan" ketimbang "Cepat membesar".
Pertanyaan-pertanyaan dalam mazhab sustain ini mendalam :
_- Bagaimana agar bisnis Saya terus berjalan?_
_- Bagaimana agar pelanggan terus membeli produk Saya?_
_- Bagaimana agar pelanggan memutuskan membeli dalam jumlah yang besar?_
_- Pengembangan produk seperti apa yang sekiranya harus Saya lakukan untuk menjawab kebutuhan selera pasar?_
_- Perluasan layanan seperti apa yang Saya harus lakukan agar pasar terlayani maksimal? Apakah menambah area dine in, apakah menambah counter kasir, apakah meluaskan parkir._
Cara berfikir SUSTAIN memaksa kita berfikir dan bekerja mendalam pada hal yang fundamental. Kita akan serius memikirkan produk. Kita akan seksama menyimak kepuasan pelanggan. Kita akan serius mengukur repeat customer. Kita akan terus menyimak keberterusan bisnis kita setiap harinya.
Berbeda dengan mazhab pertumbuhan agresif. Mazhab agresif ini hanya mendorong pada perluasan, duplikasi, strategi kemitraan, yang terkadang melupakan hal mendasar pada bisnis : VALUE BISNIS itu sendiri.
Hampir semua penganut mazhab pertumbuhan agresif ini mengkhianati mazhab sustain. Tidak fokus lagi pada kualitas produk, tidak peduli lagi pada layanan, tidak seksama memastikan kepuasan pelanggan.
Yang menjadi syahwat adalah pertambahan outlet, perluasan brand, kehebohan eksistensi, egoisme kamuflase kesuksesan. Sehingga yang akhirnya dibangun adalah ilusi pertumbuhan : bertambah dan meluas, namun kopong pada pondasi operasi bisnis secara internal.
Sales naik namun profit makin tidak terasa.
Outlet bertambah namun kualitas turun.
SDM bertambah tapi daya kontrol melemah.
Mitra pemodal bertambah namun konflik kekecewaan mitra juga memuncak.
*****
Mungkin sebagian dari Anda bertanya, jika mazhab sustain dianut, kapan tumbuhnya? Kapan nambah outletnya? Bukankah kelestarian itu hanya terjadi ketika kita bertumbuh.
Oke... akan Saya jawab.
Jika Anda menganut mazhab sustain, insyaAllah pertumbuhan akan hadir mengikuti. Jika produk Anda baik, organisasi Anda tekun dididik, nilai-nilai budaya menyerap ke setiap kapiler organisasi, layanan optimal, pelanggan puas,... maka pertumbuhan hanya soal menekan tombol.
Jika hasil berbicara, mitra akan mengantri bekerjasama. Di titik ini malah posisi Anda diatas mitra, bukan Anda minta-minta ke mitra. SDM Anda pun juga telah terdidik dalam waktu yang cukup. Organisasi Anda relatif lebih siap.
Resiko paling buruk dari mazhab sustain hanya komentar : _"kok gak buka-buka cabang, masak 10 tahun baru 2 cabang, kok kaya nya lama, kok gitu-gitu aja."_
Pada mazhab sustain, paling jauh Anda hanga dikomentari, tetapi bisnis Anda masih jalan, cashflow Anda masih bergerak, pasar Anda masih setia, organisasi Anda masih bertumbuh perlahan.
Sedangkan pada mazhab pertumbuhan agresif, resiko Anda adalah kematian bisnis Anda. Sudah banyak bukti. Silakan lihat sendiri di lapangan, bisnis-bisnis yang membesar cepat dalam waktu yang relatif singkat, bagaimana ujungnya.
*****
Tulisan Saya pagi ini memang terasa emosional. Ia lahir atas pemikiran dan perenungan mendalam. Berfikirnya sederhana, Saya melihat banyak bisnis sahabat yang kokoh dan baik dalam 2-3 tahun kebelakang. Produknya mantep, pelanggannya gak berhenti-berhenti.
Kesemua itu kandas dan berakhir saat sang owner kerasukan mazhab pertumbuhan agresif. Karena memang mazhab ini menuntut ketekunan tingkat tinggi, menuntut karakter petarung, menuntut kedisiplinan, menuntut fokus yang dalam, dan tidak banyak orang yang siap menjalani itu semua.
Maka, berdasar pada pemahaman budaya dan karakter UMKM di negeri ini, hemat Saya, Mazhab Sustain adalah mazhab yang lebih tepat untuk diaplikasikan.
Sahabat Saya ada yang 3 tahun fokus jualan buku, merambah ke banyak hal ya baru-baru saja, setelah semua rukun-rukun pertumbuhan beliau tunaikan dengan benar. Bukan asal tumbuh, asal buka outlet, asal bikin proyek besar.
Mazhab sustain adalah mazhab yang membuat Anda berfokus :
- Yang penting bisa berjalan panjang.
- Yang penting bisa bertahan lama. (Infinite Wars)
- Yang penting berkelanjutan.
- Yang penting pelanggan Saya terus menerus loyal kesini.
Jika itu yang difikirkan, produk akan makin baik, varian produk akan hadir secara alami, outlet akan meluas dengan sendirinya, mitra pemodal akan deras mengalir, organisasi akan membesar secara organik, pondasi bisnis Anda kokoh.
Pada akhirnya, berfikir GROW seringnya mengorbankan keberlanjutan, tetapi berfikir SUSTAIN insyaAllah akan membawa Anda pada pertumbuhan.
Salam Sustain!!!
*KR Business Notes*
_Jumat, 11 Januari 2019_
*****
*_"Terkadang, didalam sebuah pertarungan, yang menang bukanlah yang dapat memukul KO lawan, tetapi siapa yang bisa bertahan lebih lama di ring." - Kang Rendy_*
Dapatkan tulisan bisnis setiap hari dari Kang Rendy via Grup WA KR Business Notes dengan klik ---> http://bit.ly/gabungkrbn
_Jika tulisan ini bermanfaat, silakan *COPY PASTE* dan *FORWARD* tulisan ini ke jejaring sahabat Anda_
Bagi sahabat yang ingin berlangganan *tulisan tentang bisnis dari Kang Rendy tiap hari* di *WA-Group KR Business Notes* silakan ketik "Saya ingin gabung KR Business Notes" kirim via WA ke 085220000122
atau bisa juga dengan klik
https://bit.ly/gabungkrbn
********************************